ID-INFO.ID - Indonesia
sejatinya tidak kalah soal pembuatan mobil yang diproduksi di dalam negeri
sendiri. Memang setelah kejayaan mobnas Timor di
era Orde Baru telah berlalu, impian akan kendaraan anak negeri seolah telah
sirna. Namun, hal tersebut dipatahkan dengan kehadiran FIN Komodo.
Meski
keberadaannya tak seheboh saat media berlomba-lomba meliput Esemka, model FIN
Komodo yang identik dengan kendaraan offroad diminati
hingga ke luar negeri. Sayang, minimnya perhatian pemerintah membuat FIN Komodo
seolah tersisihkan dari negeri sendiri.
Pertumbuhan FIN Komodo yang terbentur regulasi pemerintah
Tak
banyak produsen lokal yang berani menggebrak
pasar otomotif dalam negeri seperti FIN Komodo dengan kendaraan
offroad-nya
yang khas.
Sayang, inovasi dan potensi tersebut seolah tak pernah dianggap
keberadaannya. Perjuangan Ibnu Susilo selaku CEO PT FIN Komodo Teknologi
semakin berat lantaran terbentur regulasi pemerintah.
Regulasi
yang dirasa menyulitkan adalah, adanya kebijakan yang mengharuskan sebuah
industri otomotif untuk berinvestasi minimal 1 triliun rupiah, dan mampu
memproduksi 100.000 unit kendaraan per tahun.
Hal
tersebut jelas masih belum dipenuhi oleh FIN Komodo yang hanya mampu
memproduksi sebanyak 120 unit per tahun.
Sempat tergabung dengan perusahaan otomotif lainnya
Kehadiran
FIN Komodo sebagai kendaraan asli buatan anak bangsa tak sendirian. Sebelumnya,
ia tergabung dengan tujuh perusahaan yang bergerak di bidang produksi
kendaraan nasional lainnya di bawah asosiasi bernama ASIA NUSA
(Asosiasi Industri Automotive Nusantara).
Masing-masing
dari perusahaan tersebut meluncurkan merek produksinya sendiri, yakni Merapi,
Tawon, GEA, Borneo, Wakaba, ITM, Kancil dan Komodo sendiri.
Dari
delapan perusahaan tersebut, hanya Komodo yang bertahan hingga saat ini.
Menurut Ibnu, hal tersebut dikarenakan kendaraan yang diproduksinya lebih ke
ranah offroad.
Diminati hingga ke luar negeri dan dipesan oleh TNI AD
Konsep
kendaraan multifungsi yang diusung oleh Komodo, membuat produksinya diminati
oleh pasar tertentu.
Tak heran jika perusahaan tersebut masih bertahan dengan
memenuhi permintaan akan kendaraan pekerja namun lincah saat digunakan.
Hebatnya lagi, Komodo juga diminati hingga ke luar negeri yakni Malaysia dan
Afrika.
Meski belum
melakukan kegiatan ekspor, para pembeli dari luar negeri itu ke Indonesia dan
membeli kendaraan langsung dari perusahaan.
Di sana,
mobil karya anak bangsa itu digunakan untuk keperluan industri pertanian dan
pertambangan. FIN Komodo juga bekerjasama dengan TNI AD untuk merancang
kendaraan tempur dengan basis kendaraan buatannya.
Kendaraan gahar yang dirancang dengan kemampuan mumpuni
FIN
Komodo saat ini memiliki empat produk kendaraan dengan kemampuannya
masing-masing, yakni KD 250 X, KD 250 AT, Sysco Fire, hingga Medevac. Semua
mobil tersebut dilengkapi dengan tampilan khas offroad.
Mulai dari ban all terrain yang ampuh di segala medan, dan mesin
4 langkah (four stroke) dengan kapasitas silinder 250 cc dan maximum momen
puntir 17,6 Nm/5500 Rpm, sebagai tenaga utama dengan transmisi otomatis.
Perlengkapan
lainnya adalah sistem rem cakram 2 buah untuk roda depan dan 1 buah untuk roda
belakang, sistem penyetiran yang menganut Rack and Pinion system, dan depan,
lampu rem dan lampu sign yang bisa digunakan saat malam hari. Selain itu, FIN
Komodo juga mampu
mengangkut beban (barang bawaan) seberat 250 Kg, sehingga bisa
difungsikan sebagai kendaraan utility.
Melihat inovasi yang dimiliki oleh FIN Komodo, kendaraan
tersebut memiliki potensi untuk berkembang.
Meski tak digembar-gemborkan seperti kendaraan buatan lokal lainnya,
peminat FIN Komodo bahkan telah sampai hingga ke luar negeri meski belum
melakukan ekspor. Semoga saja potensi ini tidak hilang dan mendapat perhatian
dari pemerintah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar