ID-INFO.ID - Melansir laman New York Post, pemerintah
Tiongkok menutup sejumlah tempat wisata di dekat perbatasan Mongolia setelah
menemukan beberapa kasus Bubonic plague dalam beberapa hari
terakhir.
Kasus baru pertama kali dilaporkan dugaan pes atau Bubonic
plague di sebuah rumah sakit di daerah Banner Tengah Urad, di kota
Bayannur. Belum jelas bagaimana pasien bisa terinfeksi.
Bubonic plague, yang
disebabkan oleh infeksi bakteri, secara mengerikan dikenal sebagai "Black
Death" dan ketika itu memusnahkan sekitar 50 juta orang di seluruh Afrika,
Asia, dan Eropa pada Abad Pertengahan.
Julukan mengerikan itu mengacu pada menghitamnya jaringan
tubuh dan kematian saraf pada bagian-bagian tubuh, termasuk jari tangan dan
kaki, yang dapat terjadi ketika penyakit tersebut merusak tubuh. Sebenarnya
seperti apa penyakit ini?
1.
Apa itu bubonic plague?
Bubonic plague adalah
penyakit menular berpotensi mematikan yang disebabkan oleh bakteri Yersinia
pestis yang hidup pada beberapa hewan, terutama tikus dan kutu yang
hidup pada tubuh tikus.
Wabah pes/bubonic plague berasal dari gejala
yang ditimbulkannya yaitu nyeri, pembengkakan kelenjar getah bening atau 'bubo'
di pangkal paha atau ketiak.
Dari tahun 2010 hingga 2015 ada 3.248 kasus bubonic
plague yang dilaporkan di seluruh dunia, termasuk 584 kematian.
Secara historis, itu juga disebut Black Death, mengacu
pada menghitamnya jaringan tubuh dan kematian saraf pada bagian tubuh, seperti
jari tangan dan kaki, yang dapat terjadi karena penyakit tersebut.
BACA JUGA : Misteri Walikota Seoul Yang Hilang Mendadak Hingga Ditemukan Meninggal Dunia
BACA JUGA : Misteri Walikota Seoul Yang Hilang Mendadak Hingga Ditemukan Meninggal Dunia
2.
Seperti apa tanda-tanda bubonic plague?
Seseorang biasanya mulai sakit antara dua dan enam hari
setelah terinfeksi bakteri penyebab pes/bubonic plague.
Kemudian
diikuti dengan kelenjar getah bening yang membesar dan membengkak, yang bisa
sebesar telur ayam. Gejala lainnya adalah demam, kedinginan, sakit kepala,
nyeri otot, dan kelelahan.
Penyakit ini juga dapat memengaruhi paru-paru, menyebabkan
batuk, nyeri dada, dan sulit bernapas.
Bakteri juga dapat memasuki aliran darah dan menyebabkan
kondisi yang disebut septikemia atau sepsis, yang dapat menyebabkan kerusakan
jaringan, kegagalan organ, dan berakhir dengan kematian.
3.
Bagaimana seseorang bisa terserang pes/bubonic plague?
Orang bisa terinfeksi dari:
- Gigitan dari kutu/serangga yang terinfeksi
- Menyentuh hewan yang terinfeksi seperti tikus
- Menghirup droplet yang disebarkan oleh orang atau hewan
yang terinfeksi
- Kucing dan anjing peliharaan dapat terinfeksi dari
gigitan kutu atau memakan tikus yang terinfeksi
Infeksi juga dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka di
kulit jika orang tersebut melakukan kontak dengan darah hewan yang terinfeksi.
Saat ini Tiongkok melarang perburuan dan memakan hewan yang bisa menyebabkan
penyakit pes/bubonic plague.
Tubuh seseorang yang telah meninggal setelah terinfeksi
wabah juga dapat menginfeksi orang-orang yang berada dalam kontak dekat,
seperti para petugas pemakaman.
Sehingga perawatan jenazah yang terinfeksi
harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian.
4.
Apa perawatan yang tepat untuk pasien bubonic plague?
Melansir Centers for Disease Control and Prevention,
National Center for Emerging and Zoonotic Infectious Diseases, diagnosis
akan dibuat dengan mengambil sampel dari pasien, terutama darah atau bagian
dari kelenjar getah bening yang membengkak, dan mengirimkannya untuk pengujian
laboratorium.
Setelah wabah diidentifikasi sebagai kemungkinan penyebab
penyakit, pengobatan yang tepat harus segera dimulai.
Meski ini adalah penyakit yang sangat serius, tetapi kini
dapat diobati dengan antibiotik yang tersedia secara umum.
Semakin dini seorang
pasien mencari perawatan medis dan menerima perawatan yang sesuai untuk
penyakit ini, semakin baik peluang mereka untuk pulih sepenuhnya.
Orang-orang dalam kontak dekat dengan pasien juga akan
mendapat pengawasan. Terapi antibiotik preventif juga dapat diberikan,
tergantung pada jenis dan waktu kontak dengan pasien.
5.
Bagaimana pencegahan penyakit ini?
- Kurangi habitat hewan pengerat di sekitar rumah, tempat
kerja, dan tempat umum. Buang sikat, tumpukan batu, rongsokan, kayu bakar
yang berantakan, dan kemungkinan persediaan makanan hewan pengerat, seperti
makanan hewan peliharaan dan hewan liar.
- Pakailah sarung tangan jika sedang menangani atau
menguliti hewan yang berpotensi terinfeksi untuk mencegah kontak antara
kulit dan bakteri wabah.
- Gunakan obat nyamuk jika sedang melakukan
kegiatan outdoor seperti berkemah, hiking, atau bekerja
di luar ruangan untuk menghindari gigitan serangga yang terinfeksi
bakteri.
- Jauhkan kutu dari hewan peliharaan dengan memandikan
dan memberi obat anti kutu secara berkala. Hewan-hewan yang berkeliaran
bebas lebih mungkin untuk bersentuhan dengan hewan atau kutu yang
terinfeksi dan dapat membawanya ke rumah. Jika hewan peliharaan sakit,
segera periksakan ke dokter hewan.
- Jangan biarkan anjing atau kucing yang berkeliaran
bebas ke luar tidur di tempat tidurmu.
BalasHapusagen365 agen jud! online terpecaya dan teraman di indonesia :)
WA : +85587781483